global.klinikfarma.com –Perang Saudara China yang berlangsung antara tahun 1946 hingga 1950 adalah konflik berskala besar yang memengaruhi nasib Tiongkok. Konflik ini melibatkan dua faksi utama: Partai Komunis Tiongkok yang dipimpin oleh Mao Zedong dan Partai Nasionalis Tiongkok yang dipimpin oleh Chiang Kai-shek. Perang ini memiliki akar sejarah yang kompleks dan berdampak besar terhadap pembentukan Republik Rakyat Tiongkok.
Latar Belakang
Penyebab Perang
Perang Saudara China berakar dari ketegangan antara kedua faksi tersebut yang sudah ada sejak awal abad ke-20. Pada tahun 1927, Partai Komunis dan Partai Nasionalis bekerja sama untuk menggulingkan pemerintahan warlord di Tiongkok. Namun, kerjasama ini tidak berlangsung lama, dan pada tahun 1927, Partai Nasionalis membantai banyak anggota Partai Komunis dalam apa yang dikenal sebagai Pembantaian Shanghai.
Selama Perang Dunia II, kedua faksi ini kembali bekerja sama melawan penjajah Jepang. Namun, setelah kekalahan Jepang pada tahun 1945, ketegangan antara mereka kembali muncul. Perang Saudara China kemudian meletus ketika Partai Komunis dan Partai Nasionalis saling bersaing untuk menguasai wilayah dan sumber daya Tiongkok.
Perkembangan Perang
Tahap Awal (1946-1947)
Perang Saudara China dimulai pada tahun 1946 ketika pertempuran besar terjadi di berbagai wilayah Tiongkok. Partai Komunis berhasil memperoleh dukungan dari banyak petani di pedesaan, sedangkan Partai Nasionalis lebih mengandalkan dukungan dari kota-kota besar dan pemerintah pusat.
Selama tahap awal perang, Partai Komunis mengadopsi strategi gerilya yang efektif. Mereka menggunakan pemahaman mendalam tentang geografi Tiongkok untuk melancarkan serangan dan menghindari pasukan Partai Nasionalis yang lebih besar. Selain itu, Mao Zedong menerapkan kebijakan agraria yang menguntungkan petani, memenangkan hati banyak orang di pedesaan.
Kemenangan Partai Komunis (1948-1949)
Pada tahun 1948, Partai Komunis berhasil merebut kendali atas sebagian besar wilayah Tiongkok, termasuk Beijing (Peking), yang merupakan ibu kota saat itu. Kemenangan ini membuat Partai Nasionalis semakin terdesak, dan Chiang Kai-shek memutuskan untuk mundur ke pulau Taiwan bersama para pendukungnya.
Pada tanggal 1 Oktober 1949, Mao Zedong secara resmi mendeklarasikan berdirinya Republik Rakyat Tiongkok di Beijing, yang menandai kemenangan Partai Komunis. Sementara itu, Partai Nasionalis melanjutkan pemerintahan mereka di Taiwan, yang tetap menjadi pemerintahan Republik Tiongkok yang diakui oleh beberapa negara.
Dampak dan Akibat
Pembentukan Republik Rakyat Tiongkok
Kemenangan Partai Komunis dalam Perang Saudara China membawa pembentukan Republik Rakyat Tiongkok pada tahun 1949. Mao Zedong menjadi pemimpin negara baru ini, dan Tiongkok beralih menjadi negara sosialis dengan ideologi komunis.
Pengasingan Partai Nasionalis
Kekalahan dalam perang memaksa Partai Nasionalis melarikan diri ke Taiwan, di mana mereka mendirikan Republik Tiongkok. Taiwan terus menjadi pemerintahan terde facto Republik Tiongkok hingga hari ini, meskipun pengakuan diplomatik terbatas.
Hubungan Internasional
Perang Saudara China juga memiliki dampak besar pada hubungan internasional. Pada tahun 1971, Republik Rakyat Tiongkok (Tiongkok Daratan) menggantikan Republik Tiongkok (Taiwan) sebagai negara tunggal yang diakui oleh PBB sebagai pemerintahan sah Tiongkok. Hal ini memicu isolasi diplomatik Republik Tiongkok di tingkat internasional.